Selasa, 05 Juni 2012

Murid samaa Guru Pada Kaskusan Dikelas

0 komentar

Kulonuwun gan 

ane mau sharing nih, tadi ane di sekolah ane betul betul kaget gan.... 
begini ceritanya
Spoiler for Ceritanya gan

Ane tadi siang kan ada ulangan tengah semester, nah di sodorin soal ujian lewat projector ("proyektor" dalam bahasa jawa), nah setelah selesai ujian/ mengerjakan soal, eh ternyata waktunya masih panjang, lalu anak - anak minta ma gurunya yang kebetulan namanya pakMatrizky itu membuka kaskus, eh apa boleh buat gan... akhirnya ya di bukain, ehhhhh, ternyata malah gurunya juga ngasik ngaskus, dan murid liat liat deh...
Pengen Pick? Nih di bawah, selamat melihat (^^V cekidot gan)



Quote:
Spoiler for ^^V

Spoiler for ^^V

Spoiler for ^^V

Spoiler for ^^V

Spoiler for ^^V

Spoiler for ^^V

Spoiler for ^^V
Quote:
Dari hasil Foto di atas Sudah terbukti bahwa kaskus Bisa di jadikan Wahana atau media pembelajaran yang sangat mudah, bisa di artikan kaskus juga suara rakyat, jadi otomatis kita bisa menyelidiki dari golongan apa sih kaskuser itu... pasti  
Sumber www.kaskus.co.id

Sejarah Hari Guru Nasional

0 komentar

PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis.
Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.
Semoga PGRI, guru, dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sumber www.kaskus.co.id

Bagaimana menemukan innovasi cara cara mengajar, media ajar & teknik mengajar yang baru?

0 komentar
1. Baca buku Quantum Teaching & Quantum Learning

2. Banyak banyak browsing & kejar postingan di kaskus. Lho kok kaskus? kaskus itu gudangnya orang orang kreatif, yang jiwanya merdeka, egaliter & demokratis. Jadi Kalo kita sering ikut aktif dalam forum orang orang yang kreatif sedikit banyaknya pasti akan tertular juga kreatifitas ketika berdiri di depan kelas, pak. Gimana bapak nanti ngga kreatif coba? Secara wawasan & pergaulan juga semakin luas pasti sedikit banyak akan mempengaruhi cara berfikir & cara mengajar murid, pak 

3. Sering sering melakukan introspeksi & evaluasi diri ketika selesai mengajar! Tadi pas kita ngajar rasanya pas di bagian mana yang seru & asyik? Bagian mana yang jadi boring bin garing? Kalo seru berarti harus di pertahankan & di kembangkan lagi. Kalo boring & garing coba cari sendiri jawabnya kenapa tadi jadi garing ya?



4. Sering sering keluar dari rutinitas sehari hari. Kalo biasanya pergi ke sekolah lewat jalan Blok M, coba sekali sekali cari alternatif jalur lain! Kalo kita udah terbiasa mempelajari sesuatu yang baru & keluar dari rutinitas biasanya juga akan mempengaruhi pola fikir, kinerja & kreatifitas kita waktu mengajar pak.

5. Biasakan mengajar dengan setulus hati, ikhlas, sabar & penuh rasa bersyukur. Wew! Ini nih yang susah! mengajar itu bagian dari seni, gan! Penuh dengan retorika. Pengajar maupun pendidik berarti juga pekerja seni. "If you work for money, you can only earn a little. But if you work wholeheartedly, then money will come to you." Jadi pada intinya kalo kita kerja hanya untuk uang ya berarti cuma segitu aja yang kita bisa dapet bahkan kita ngga akan pernah merasa cukup. Tapi kalo kita mengajar dengan sepenuh hati, sabar, ikhlas & bersyukur insya Allah pintu rezeqi akan terbuka dari pintu yang tidak pernah kita duga duga. Apakah rezeqi itu berupa uang? tidak selalu begitu. Rezeqi itu bisa berupa ide kreatif, inspirasi, ilham yang kelak akan menuntun kita menjadi seorang guru yang profesional. Kalo udah jadi seorang guru yang profesional, bukan guru yang cari cari murid lagi tapi murid pasti yang nyari nyari guru. Percaya cinta, percaya keajaiban! Seeing is believing. you can never believe me until you have your own experience.


sumber www.kaskus.co.id

Perbedaan guru dan dosen

0 komentar

Perbedaan guru dan dosen
Guru : Satu minggu 24 jam pelajaran (tunjangan sertifikasi)
Muda madya (jenjang kepangkatan)
Dampak Positif : guru jadi banyak waktu disekolah
Dampak Negatif : rombongan belajar cukup


Dosen : porsi mengajar atau beban tugas 12 sks yang tidak selalu mengajar tapi ada, pekerjaan lain yang di equivalen (disertakan) seperti penelitian, pengabdian masyarakat.
Kepangkatan golongan 3B, asisten ahli. 3C, lektor. 3D lektor kepala, guru besar (profesor) sebutan untuk seorang dosen yang kepangkatannya kum 1000 harus S2, ilmu harus lulus maupun mendekati. punya peluang jadi pimpinan, jabatan tambahan angka kum.
penyebutan profesor harus bisa menjalani tugas-tugasnya (belajar, meneliti, menulis buku) (legalitas)

Jika ada yang bertanya apa beda dosen dan guru,sebagian besar kita akan menjawab dosen mengajar di universitas, sedangkan guru di sekolah. Benarkah begitu?Mungkin juga begitu, tapi mungkin adalagi bedanya yang lain. Kebanyakan dosen mengajar di beberapa tempat sedangkan kebanyakan guru hanya di satu tempat.Apakah itu karena dosen lebih rajin daripada guru? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Mungkin juga karena dosen tersebut harus bekerja lebih ekstra karena yang disatu tempat tersebut belum mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Kenapa begitu? Apakah kebutuhan dosen lebih banyak daripada guru ataukah gaji dosen lebih kecil daripada guru?Untuk pertanyaan yang ini saya tidak berani menjawabnya, mungkin pembaca bisa mendapatkan info dari sumber lain (repot juga kali ya nanya-nanya gaji orang, jangan-jangan orangnya marah he..he.).

Trus apa persamaan guru dan dosen? Sama-sama mendidik manusia menjadi orang yang lebih terdidik…Kalau begitu, mestinya yang mendidik juga mesti terdidik ya.. Tidak hanya intelektualnya tapi juga mentalnya. Semestinya tidak ada pendidik yang menggadaikan profesinya demi sejumput rupiah. Maksudnya? Mungkin sudah pernah dengar oknum dosen yang menjual nilai A seharga berapa…Atau oknum guru yang memberi bocoran saat ujian nasional kepada murid-muridnya. Masya Allah, seharusnya sebelum memutuskan menjadi pendidik tolong berkaca diri dulu. Kenapa ada pendidik yang begitu? Jawabannya adalah karena pendidik juga manusia…punya rasa punya hati…..Memang betul ya, jadi apapun kita, dosen/guru/apapun baik buruknya tergantung hati dan rasa kita.



sumber www.kaskus.co.id
 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com