Sabtu, 16 Juni 2012

Mainan Anak-anak dan Tanggung jawab

0 komentar
Siapa yang tidak tahu apa itu mainan, mainan merupakan benda yang paling disenangi seorang anak. Karenanya biarkan mereka untuk menikmatinya, jangan terlalu membatasi anak untuk memainkannya. Imam al-Ghazali dalam hal ini memperingatkan, Anak-anak seharusnya diizinkan untuk bermain permainan yang baik dan bermanfaat usai mereka menyelasikan tugas belajar yang meletihkan selama permainan tersebut tidak membuatnya lelah. Melarang dan memaksa mereka untuk terus belajar akan mematikan hati, menghambat kecerdasan serta menyusahkan hidupnya.

Sebagai orang tua yang pengertian, tidak melarang ank untuk bermain namun tidak juga membebaskan anak sepenuhnya, orang tua bisa memantau dan mengawasi anak. Harus ditanamkan sikap saling menghormati hak orang lain ketika bermain untuk tidak merebut manan temannya.
Anak bermain mainan terdapat unsur pendidikan didalamnya, janganlah berpikir bahwa anak yang sering bermain membuat anak bodoh, dengan bermain anak bisa lebih pintar dari orang dewasa dibidang permainan khususnya mainan yang ada di dalam permainan komputer. Dan jangan meremehkan permainan yang dimainkan seorang anak, banyak orang dewasa tidak bisa melakukan apa yang dilakukan seorang anak. namun kadang orang dewasa beranggapan bahwa "itu hanya permainan anak-anak".

Anak bermain dengan mainannya harus ditanamkan rasa tanggung jawab kepadanya, apabila seusai anak bermain harus memberikan arahan agar anak bisa membereskan dan menempatkan kembali mainan yang dimainkannya pada tempatnya. Anak senang namun tidak merepotkan orang tua, itu merupakan kebiasaan yang sulit diterapkan seorang anak
Namun sebagai orang tua mampu mendidik anak dengan cara yang tepat dan perlahan.

Itu penjelasan dari calon guru semoga anda bisa mengembangkannya.

Perlunya perhatian orang tua terhadap sang anak

0 komentar
Dalam membina kehidupan keluarga, orang tua memberikan pendidikan yang diperlukan bagi anak agar dapat melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuangan hidup orang tua. Orang tua memiliki tanggung jawab dan kewajiban dalam pendidikan anak-anaknya.

Keluarga merupakan tempat anak melihat cahaya kehidupan pertama, sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah keluarga akan meninggalkan kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta sikap dan perilaku anak. Sebab tujuan dalam membina kehidupan keluarga adalah agar dapat melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuangan hidup orang tua. Untuk itulah orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dalam pendidikan anak-anaknya. Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar pada pendidikan di sekolah.

Dalam keluarga anak didik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus disadari dan dimengerti oleh tiap orang tua, bahwa anak lahir di dalam lingkungan yang tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari ikatan keluarga. Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak.
Perhatian orang tua sangat mempengaruhi perilaku dan sikap seorang anak di luar lingkungan rumah (keluarga). Pendidikan yang baik dan benar akan sangat dibutuhkan oleh sang anak. Pendidikan yang baik yaitu mendidik anak dengan penuh kasih sayang dari orang tua akan membuat seorang anak akan merasa nyaman dan senang ketika berada di lingkungan rumah.

Suasana keluarga yang bahagia akan mempengaruhi masa depan anak baik di lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan pekerjaan maupun dalam lingkungan keluarga itu sendiri. Lingkungan keluarga yang bahagia akan menumbuhkan rasa aman dan nyaman ke dalam diri anak. Perasaan aman ini perlu, sehingga anak merasakan hidupnya merasa aman dalam kehidupan keluarga. Rasa aman yang tertanam ini akan menimbulkan suatu kepercayaan pada diri sendiri. Anak yang gagal mengembangkan rasa percaya diri ini akan menimbulkan suatu kegelisahan hidup, ia merasa tidak disayangi, dan tidak mampu menyayangi kepada siapapun.

Orang tua yang kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya akan menimbulkan kerenggangan atau konflik hubungan, sebaliknya orang tua yang dapat menerima anaknya sebagaimana adanya, maka si anak cenderung dapat tumbuh, berkembang, membuat perubahan-perubahan yang membangun, belajar memecahkan masalah-masalah, dan secara psikologis semakin sehat, semakin produktif, kreatif dan mampu mengaktualisasikan potensi sepenuhnya.

Perhatian orang tua tersebut akan berpengaruh terhadap perilaku seorang anak. Orang tua selalu mengharapkan anaknya berperilaku yang baik, namun karena pola asuh di lingkungannya yang kurang tepat bagi anak justru akan menyebabkan perilaku yang buruk.

Perilaku seorang anak akan mempengaruhi dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Anak yang berperilaku buruk akan melakukan apapun yang ia inginkan, selalu menghiraukan nasihat dan perintah guru, bahkan kadang melawan. Hal itu di sebabkan perilaku yang kurang baik dari dalam diri anak. Hal itu sudah pasti akan berpengaruh terhadap hasil belajar anak di sekolah. 

Itu mengapa perlunya perhatian orang tua terhadap sang anak.
 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com